UNPI-CIANJUR.AC.ID - Jajaran pengurus Umum Majelis Ulama Indonesia dan Presiden Joko Widodo membahas soal konflik antara Arab Saudi dan Iran, demikian ungkap Ketua MUI Ma'ruf Amin.
Pihaknya menyampaikan beberapa usulan terkait konflik kedua negara Timur Tengah itu, misalnya peran Indonesia sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim memiliki posisi strategis dalam menengahi konflik yang terjadi, kata Ma'ruf.
Ma'ruf di Kantor Presiden, berujar, "Presiden menyambut baik bahwa Indonesia sedang melakukan upaya-upaya diplomasi dan menerima permintaan banyak pihak dari negara-negara yang berkonflik itu. Tapi beliau menyadari konflik Iran dan Arab itu cukup pelik."
Menurut Presiden, ada berbagai masalah yang menyulut konflik antara Arab Saudi dan Iran, di antaranya perbedaan pemikiran dan akidah, yakni Sunni dan Syiah; masalah ekonomi; masalah minyak; dan masalah lain yang berkaitan, kata Ma'ruf.
Ia menambahkan, "Di belakangnya juga ada Amerika Serikat dan Rusia, sehingga tidak mudah. Tapi Indonesia memainkan perannya dan semoga akan berhasil."
Sementara MUI sendiri, melihat konflik itu sudah dalam tahap sangat mengkhawatirkan yang bisa memicu perang yang lebih luas, karena Iran memiliki banyak sekutu, seperti Irak, Libanon, dan Syria. Sedangkan Arab Saudi beraliansi dengan negara-negara teluk, papar Ma'ruf.
Ia menjelaskan, "Menurut hemat kami, Indonesia punya peran dan potensi untuk bisa meredakan konflik, karena Indonesia netral dan disegani. Selain itu, Indonesia negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Beliau (Presiden) diajak masuk ke salah satu aliansi, tapi Beliau tidak mau, maunya netral. Dan upaya-upaya diplomasi sudah dimulai, bahkan mau ada konferensi di sini. Kelihatannya beliau serius sekali mendamaikan itu."