UNPI-CIANJUR.AC.ID - Asep Saefuddin, Wakil Forum Rektor Indonesia (FRI), mengapresiasi rencana Kemenristekdikti dalam menjawab Revolusi 4.0, secara umum mendukung kebijakan tersebut.
Asep mengatakan, "Memang harus begitu, bila kita tidak ingin jadi penonton perubahan. Segala bentuk teknologi informasi dengan berbagai variasinya seperti big data, cloud computing, internet of things, artificial intelligent, dan lain-lainnya, sudah menjadi pengetahuan dasar para sarjana Indonesia."
Hal itu harus disiapkan secara baik di kalangan universitas dengan perubahan pola pembelajaran yang sesuai dengan zaman now. Sehingga para dosen harus merubah mindset dan terbuka dengan input-input baru. Termasuk pola ujiannya pun sudah perlu dirubah dari sekedar orintasi mandiri dan kognitif, ke kolaborasi dan kreatif.
Teknologi akan banyak gunanya bila mahasiswa terbiasa dengan kerja sama, mencari alternatif solusi, memanfaatkan berbagai sumberdaya belajar, bahkan dari kampus-kampus luar negeri, ujar Asep seperti dilansir Netralnews.com.
Selain itu, pendidikan RI 4.0 dan Digital Economy harus bisa mengangkat bisnis level UKM dengan modernisasi manajemen. Di sini dapat dilakukan penugasan2 kpd mahasiswa bagaimana membantu UKM itu, mhs harus bisa membahas kasus riel lapangan di pasar.
Asep menjelaskan, "Mereka jangan hanya bersimulasi di kelas atau laboratorium, tetapi ada waktu-waktu go market, go business, go mall, go cinema, go music, go sport, go painting, dan lainnya sebagai bagian dari assignment. Agar kreativitas mereka terasah. Biasakan mahasiswa berdiskusi. Biarkan mereka berbeda pendapat. Karena kalau hanya mengandalkan kepintaran saja, sulit kita mengalahkan computer."
Asep menegaskan jadi, rencana kemenristekdikti untuk melakukan perubahan pendidikan, reorientasi kurikulum itu bagus sekali. Dan tahap awal yang harus dibenahi adalah birokrat pendidikan dan para dosen. Tanpa perubahan mindset mereka, sulit perguruan tinggi akan mampu menjawab RI 4.0. Untuk tahap awal, rencana ini patut didukung.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kemenristekdikti akan membuka peluang perguruan tinggi asing untuk beroperasional di Tanah Air. Sejumlah perguruan tinggi kelas dunia menyatakan ketertarikannya untuk beroperasi di Indonesia seperti University of Cambridge, Melbourne University, Quensland, National Taiwan University, hingga sejumlah kampus di Timur Tengah menyatakan ketertarikannya.