UNPI-CIANJUR.AC.ID - Sebanyak 5.555 orang penari yang terdiri dari siswa-siswi SMA/SMK se-Kabupaten Badung, Bali, berhasil memecahkan rekor dunia yang ditetapkan oleh Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) di kawasan wisata Pantai Berawa, Tibubeneng, Badung.
Manajer MURI, Triyono, mengatakan, "MURI sangat mengapresiasi kegiatan Kecak Kolosal ini. Ini tidak pantas menjadi rekor nasional, tapi pantas untuk menjadi rekor dunia." Tari Kecak Kolosal tersebut bisa ditetapkan menjadi rekor dunia karena Tari Kecak adalah merupakan budaya lokal dan kesenian khas milik Bali yang tidak ada di negara manapun.
Sementara itu, Kadispar Badung, I Made Badra, menyatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar sebagai rangkaian 'Berawa Beach Art Festival 2018' tersebut, karena Tari Kecak Kolosal tersebut secara langsung telah ikut mengharumkan nama Kabupaten Badung.
"Tentunya kegiatan ini sangat kami apresiasi karena telah berhasil mengukir rekor MURI. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Tibubeneng dan para siswa siswi SMA dan SMK se-Badung yang terlibat dalam kegiatan ini," ujarnya, dikutip Antara.
Kegiatan tersebut sangat membantu Pemerintah Kabupaten Badung dalam mewujudkan target sebanyak 7 juta wisatawan pada tahun 2018, tambah Made Badra. "Selain telah mengangkat nama Kabupaten Badung, Tari Kecak Kolosal ini juga sangat menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara."
Dalam pemecahan rekor tersebut, 5.555 penari membentuk formasi di tepi Loloan Yeh Poh, kawasan Pantai Berawa. Mereka mengenakan kain kemben bercorak kotak-kotak hitam putih seperti papan catur, atau yang dikenal dengan saput poleng dengan selendang warna merah sebagai pengikat.
Saat matahari sudah mulai terbenam, mereka mulai melakukan gerakan Tari Kecak yang sangat atraktif. Para penari juga mengeluarkan suara bersahut-sahutan yang sangat rancak dan harmonis dengan dikomando oleh sejumlah instruktur.