Facebook akan Pasang Pemeriksa Fakta dalam Instagram
unpi/antaranews • Kamis, 09 Mei 2019 10:30 Wib
Sumber Foto : AFP
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Instagram sedang menguji coba fitur pemeriksa fakta untuk mengurangi distribusi konten foto maupun video hoaks dalam layanan mereka.
Juru bicara Instagram, Stephanie Otway, dikutip dari laman Poynter, mengatakan, "Pendekatan kami terhadap mis-informasi sama dengan Facebook. Ketika menemukan mis-informasi, kami akan mengurangi distribusinya, bukan menghapusnya."
Mulai awal Mei, Instagram mengirimkan konten yang berpotensi menimbulkan masalah ke dasbor yang sama yang digunakan oleh pemeriksa fakta mitra Facebook. Para pemeriksa fakta akan mengidentifikasi temuan tersebut.
Jika konten tersebut merupakan misinformasi, Instagram akan membatasi penyebaran konten tersebut. Instagram akan menghapus konten tersebut dari tab Explore dan hasil pencarian tanda pagar.
Pengguna Instagram hanya bisa melihat konten tersebut jika mengikuti langsung akun yang menyebarkannya.
Selain menurunkan distribusi konten misinformasi, Instagram juga sedang menguji coba untuk menampilkan pesan pop-up pada topik-topik yang berpotensi misinformasi, misalnya tentang anti-vaksinasi.
Dilansir Antaranews, Facebook Inc, perusahaan induk Instagram, sejak 2016 telah bekerja sama dengan mitra pemeriksa fakta di berbagai negara untuk menurunkan distribusi hoaks pada platform mereka.
Facebook sudah bekerja sama dengan lebih 52 mitra pemeriksa fakta di lebih dari 30 negara, salah satunya Indonesia.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris