unpi/cnnindonesia • Jumat, 02 Agustus 2019 11:07 Wib
Sumber Foto : appsquadz.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Aplikasi bisa mengambil data pengguna di smartphone tanpa izin. Pengambilan data tetap bisa dilakukan meski pengguna telah menolak (deny) permintaan persetujuan akses data sebelum menggunakan aplikasi, menurut pengamat keamanan internet dari ESET Yudhi Kukuh.
Aplikasi di ponsel pintar selalu meminta persetujuan untuk mengakses galeri foto, kamera, kontak, hingga lokasi pengguna. Konsumen bisa menyetujui dan bisa menolak permintaan tersebut.
Yudhi menjelaskan ponsel pintar yang telah di-root bisa dengan mudah dijadikan celah oleh aplikasi untuk melakukan akses meskipun pengguna telah menolak.
Root adalah modifikasi ponsel pintar untuk membuka fitur yang dikunci Android sehingga pengguna bisa mendapatkan kendali dan akses penuh berbagai akses dan fitur pada ponsel pintarnya.
Namun, menurutnya jika ponsel tidak di root maka aplikasi tidak bisa seenaknya mengakses data pengguna.
"Selama tidak di-root ya tidak bisa, tapi kalau sudah root kemungkinan bisa. Karena kalau root itu di bypass keamanannya. Jadi datanya ya sudah seperti file sharing folder saja," kata Yudhi, dilansir CNNIndonesia.
Yudhi mengatakan root bisa menghilangkan keamanan ponsel karena root membuat pengguna membuka kunci sistem operasi agar bisa bebas melakukan modifikasi.
Keamanan dihilangkan agar pengguna bisa menyisipkan sistem modifikasi dari luar. Maka bisa saja peretas dan aplikasi tak bertanggung jawab mengakses data pengguna di dalam ponsel pintar.
"Itu developer mode, root itu di sistem namanya akar. Pengguna bisa seolah menjadi developer perangkat. Mau apa pun bisa," kata Yudhi.
Beberapa aplikasi juga bahkan terkesan 'memaksa' agar pengguna memberikan akses data. Kalau pengguna menolak, salah satu permintaan persetujuan dari 'misalnya' lima persetujuan, pengguna tidak akan bisa menggunakan aplikasi.
Padahal jenis data yang diminta tak sesuai dengan jenis aplikasi itu. Misalnya aplikasi gim atau kamera meminta akses ke daftar kontak.
"Bisa disebut memaksa, tapi kita harus tahu kebutuhannya untuk apa. Kalau aplikasi merasa data itu penting yang mereka akan memaksa," ujar Yudhi.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris